Pessimistic Thoughts 2

Khoirina
3 min readMar 29, 2021

--

Diambil di belakang rumah
Gambar ini diambil di belakang rumah.

Dalam tulisan berjudul serupa sebelumnya, aku bilang soal betapa aku terlalu menganggap diriku istimewa selama ini, aku juga mengutip kata-kata Mark Manson, yang kurang lebih berkata bahwa kalau di dunia ini semuanya istimewa maka nggak ada lagi yang istimewa. Tapi aku lupa melanjutkan.

Aku lupa untuk bilang juga, bahwa ketimbang selalu merasa spesial, seharusnya aku menerima kalau dalam proses — yang masih berlangsung — naik dan turunnya diriku, aku nggak pernah sungguh-sungguh berada di puncak, aku hanya selalu rata-rata, pernah sangat sedikit diatas rata-rata dan sering sekali dibawah rata-rata. Dan semua itu bukannya tidak masalah. Tentu saja itu masalah, karena mana ada orang yang mendaki dan nggak ingin mencapai puncak.

Tapi hidup ini kan cuma serangkaian masalah-masalah. Yang artinya setelah satu masalah selesai, masalah lainnya akan segera menyusul.

Masalahku sekarang adalah belum memiliki pekerjaan yang tetap, dan masalah bagi orang yang nggak punya pekerjaan tetap adalah nggak ada pendapatan tetap tiap bulan. Sebagian sisi diriku berharap waktu itu aku tanda tangani saja persetujuan perpanjangan kontraknya, sehingga hari ini aku nggak sedang memusingkan uang.

Tapi kemudian aku membayangkan sudah segila apa aku kalau seandainya harus merayakan lebaran di sana, nggak bisa bertemu keluarga, dan masih bekerja hari ini di lingkungan yang jelas-jelas sudah membuatku setengah gila. Aku pasti lebih kacau dari bulan-bulan lalu. Dan tidak mungkin merasa seperti sekarang, nggak terlalu banyak uang, nggak terlalu sedih, dan nggak terlalu bahagia tapi cukup banyak faktor yang memudahkan untuk bilang alhamdulillah, untuk pertama kalinya dalam hidupku menyelesaikan banyak bacaan dalam setahun, bisa menuliskan ini hari ini. Aku mungkin kehilangan sumber penghasilan, tapi hari ini aku sedang mengikuti event membaca bersama yang diadakan youtuber kesukaanku, dan mengikuti kelas menulis daring yang berlangsung sebulan kedepan.

Aku tidak pernah merasa sebaik ini, walaupun terkadang masih gusar mengenai uang.

Tapi, semua orang punya masalah. Orang yang menganggur mungkin bermasalah dengan keuangan, menginginkan hari-hari kembali bekerja dan menerima gaji setiap bulan sehingga bisa menyenangkan keponakan-keponakan kecilnya dengan amplop-amplop karakter lucu di hari lebaran, sementara sebagian orang yang bekerja mendambakan pulang kampung dan berlebaran di kampung halaman bersama keluarga tapi sayangnya tidak bisa dilakukan tahun ini, orang-orang yang bekerja biasanya menanti hari-hari santai seperti yang dimiliki mereka(dan aku) yang sedang menganggur.

Dan lucunya semua itu bekerja sama menciptakan keseimbangan.

Masalah memang akan selalu ada dan menghampiri kita. Tapi ada banyak hal yang bisa kita lakukan untuk lekas menyelesaikannya kemudian menyambut masalah yang lain. Galaunya menganggur bisa teratasi dengan segera mencari pekerjaan, dan galau karena tidak kunjung mendapat pekerjaan bisa diatasi dengan menekuni hobi yang tidak bisa dilakukan di hari-hari bekerja atau membantu Ibumu di dapur dan tak sengaja menemukan hobi baru.

Galau karena kehabisan waktu untuk diri sendiri akibat bekerja bisa diringankan dengan ketenangan karena hari demi hari sudah bekerja keras dan mengumpulkan bekal untuk masa depan, keinginan untuk bersantai bisa didapatkan di setiap akhir pekan, atau kalau kita bekerja setiap hari kita bisa memanfaatkan perjalanan berangkat dan pulang kerja untuk mencari sedikit pengalaman baru, karena siapa yang tahu hampir setiap hari terjadi hal baru tanpa kita duga.

Tidak akan jauh beda antara seorang lajang dan seseorang yang sudah memiliki pasangan.

Mereka yang lajang akan bermasalah dengan keinginan untuk memiliki pasangan dan merasakan iri pada tiap pasangan yang mengumbar kemesraan di manapun.

Sementara mereka yang punya pasangan akan berhadapan dengan pasangannya. Memiliki pasangan berarti harus khawatir tentang bagaimana kalau orang yang dicintai berpaling. Dan sesekali mungkin akan iri pada orang yang lajang karena tidak perlu merasa cemas memikirkan kalau-kalau pasangannya diam-diam mengobrol hingga tengah malam di wasap dengan orang lain.

Rumput tetangga selalu dan akan selalu tampak lebih hijau. Dan kadang itu menciptakan masalah baru untuk kita. Tapi selama itu adalah masalah kita, artinya kita punya tanggung jawab penuh dan memegang kendali secara utuh untuk bersedih dan stres akan masalah-masalah itu atau mencoba santai dan terus hidup sehat agar bisa segera menemukan solusi dan mampu menyelesaikan masalah yang datang berikutnya.

020620

--

--

Khoirina
Khoirina

Written by Khoirina

mostly i talking to the moon

No responses yet