Pessimistic Thought

Khoirina
2 min readMay 31, 2020

--

Kadang kita nggak cukup kuat, nggak cukup tabah dan tegar.

Orang bilang seberapa besar masalah itu tergantung kita, seberapa mereka bisa kecil itu juga tergantung kita.

Ada ungkapan “Katakanlah kepada masalahmu yang besar, ‘Wahai masalah besar, aku punya Allah Yang Maha Besar.’ “ Gitu kurang lebih.

Tapi pada prakteknya ketika masalah itu sungguhan menghampiri kita, semuanya terasa nggak semudah itu. Nggak pernah semudah apa yang diajarkan kata-kata.

Aku juga sering jadi lemah, kalah sama emosi, baperan, nangisan. Kalau aku lebih kuat mungkin aku punya lebih banyak buat diraih.

Aku terlalu sering menganggap diriku spesial, terus menerus bilang ke diri sendiri bahwa semua orang spesial. Tapi seperti kata Mark Manson dalam Sebuah Seni Bersikap Bodo Amat-nya, kalau semua orang spesial, kalau semua orang istimewa itu artinya nggak ada lagi yang spesial. Nggak ada yang istimewa lagi kalau semuanya istimewa.

Aku juga lupa menerima fakta bahwa diri ini naik dan turun, walaupun lebih sering turun, aku selalu bilang bahwa semua ini proses, iya proses yang sangat panjang. Yang saking panjangnya aku berulang kali berhenti mendadak. Kalau semua ini adalah pohon, maka aku baru memanjat setengahnya tapi tidak cukup tahan untuk diserang banyak semut, sehingga aku melupakan buah yang harus kupetik, dan malah memilih turun. Asalkan tidak perlu gatal-gatal dan perih. Padahal mencapai setengah pohon itu juga adalah perjuangan keras keluar dari zona manja.

Sementara itu aku tidak bisa terus-terusan memanjakan diri sendiri. Sejauh ini aku masih mempelajari beberapa hal dan pengalaman, masih berusaha memahami apa yang sesungguhnya semua peristiwa dan kejadian di masa lalu coba katakan. Dan semuanya terasa tidak begitu berjalan dengan lancar.

Banyak rencana yang berantakan tahun 2020 ini. Tapi seperti aku tidak pernah mengacaukan tahun-tahun sebelumnya saja. Menyalahkan virus itu tentu saja bukan jawaban. Tapi aku melakukannya. Mencacinya, merasa marah padanya, kesal padanya, padahal yang bertanggung jawab atas kekacauanku selama ini ya aku sendiri.

Aku berharap menemukan cara keluar dari pikiran-pikiran pesimis dan buruk semacam ini. Kalau semua ini hanya labirin kaca yang membingungkan kuharap aku adalah kucing yang cukup cerdik untuk bisa mencari jalan keluar. Dan kalau ternyata semua ini adalah spiral tak berujung kuharap aku bisa menemukan cara memotongnya, atau membakarnya seperti obat nyamuk beraroma lavender itu. Segera.

— May 29th 2020

--

--

Khoirina
Khoirina

Written by Khoirina

mostly i talking to the moon

No responses yet